Langsung ke konten utama

Malaikat Tidak Bersayap itu Bernama IBU


I B U

Libur semester sudah selesai sejak tiga hari yang lalu. Itu berarti baru saja tiga hari yang lalu aku kembali ke kost ku, tapi rasanya aku sudah sangat rindu kepadamu, bu. Padahal libur kuliah sudah 2 bulan lamanya ku habiskan di rumah bersamamu. Bu, masih ingat sekali ketika aku sakit waktu itu, perlakuanmu adalah perlakuan yg sangat manis yg pernah kurasakan. Saat jauh dari ibu seperti ini, ingin rasanya aku tidak ceroboh lagi dalam menjaga kesehatanku. Ingin rasanya selalu memberi kabar bahagia kepadamu, bukan kabar yg membuatmu khawatir. Bu, engkau wanita yang sangat luar biasa dimataku. Dokter, Perawat, sekaligus Guru yang sangat berjasa sekali dalam keluarga kecil ibu.  Bu, saat sudah tengah malam begini, sangat terasa sekali rindu ini menggedor gedor relung hati. Hampir setiap malam aku selalu menahan suara aneh yg kutimbulkan bersamaan dengan menetesnya air mata yang mengalir dengan sendirinya. Tidur yang lelap dan bermimpi manislah dalam setiap malammu. Bu, bahkan omelanmu juga menjadi salah satu hal yang ku rindu. Semua, semuanya aku rindu. Suasana rumahpun menjadi hal yang sangat cantik untuk selalu ku ingat. Bu, maaf atas semua perlakuanku yang tidak pantas. Aku memang terkadang sangat egois. Meminta maaf setelah berbuat salahpun rasanya masih malu untuk ku utarakan. Ahh ibu, engkau wanita termanis yang pernah ada dalam hidupku. Teman berbagi cerita perjalanan hidup yang penuh lika-liku ini. Sahabat yang selalu ada dalam berbagai macam kondisi. Bersyukur sekali menjadi buah hatimu, bu. One day I will make you proud, mom.
Allahummaghfirlii Waliwaalidayya Warhamhumaa Kamaa Rabbayaanii shoghiiraa. Aamiin. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Sebuah Rasa

Tidak akan pernah habis rasanya untuk menulis tentang suatu rasa yang saya persembahkan untuk kamu. Saya barusan mendengar pembahasan tentang awal mula rasa itu hadir. Ada orang yang mengatakan kepada saya bahwa untuk memiliki rasa kepada seseorang hanya membutuhkan waktu 3 hari saja. Ya, saya setuju akan teori itu. taukah kamu? bahkan hanya dengan waktu satu hari saja kamu mampu membuat saya meyakinkan diri bahwa saya sudah jatuh hati kepada kamu. Tidak peduli tentang apa yang kamu rasa, tidak peduli apakah kamu juga punya perasaan yang sama kepada saya. Karena bagi saya, Allah lebih adil untuk melanjutkan bagaimana perasaan saya akan berakhir. Walaupun saya merasa hanya seperti ujung jari kelingking kamu saja bila dibandingkan dengan hal-hal mengagumkan yang kamu punya. Sudah berkali-kali saya ingatkan kepada hati saya bahwa akan lebih baik bila saya segera menghilangkan rasa ini, tapi ternyata hati saya tetap berkeras untuk bertahan. Pernah suatu kali kamu membuka percakapan dengan ...

~

🍂U S A N G 🍂 Nampaknya aku perlu berterimakasih padamu yg telah memberiku banyak pelajaran. Tentang betapa lelahnya seseorang yg harus terus menunggu tanpa ada kepastian, tentang kejenuhan atas kabar yg tak kunjung didapatkan, tentang bosan karena terus menerus mengejar, tentang hubungan yg tidak bisa membuatmu percaya diri harus melakukan apa ketika sedang mengalami cemburu yg membingungkan, dan tentang banyak hal lainnya yg terus membuatmu yakin bahwa pergi adalah sebuah kebenaran.  Sekarang aku sudah cukup paham bahwa menggandeng pilihan lain juga sebuah tindakan yg sangat bijak darimu. Aku paham. Cukup paham, bahkan amat sangat paham.   Tak apa, bukankah memang setiap insan merindukan kebahagiaan? Lekas berlari menuju sebuah nyaman yg kau anggap sebagai muara bahagiamu.  Aku hanya perlu menyampaikan, bahwa yg kuucapkan kala itu anggap saja suatu kebohongan ;  tentang mencintaimu.  Maka akan ku anggap semua pengakuan mu dulu juga sebuah ke...

November..

Hi, November.. Di tengah malam yg rinai, merangkai aksara adalah menjadi kegiatan yg manis. Tidak percaya? Cobalah.. Atau setidaknya, turut membaca sajak ini bersamaku saja. Tapi sebelumnya, aku ingin bercerita. Sore tadi, aku mulai memperhatikan langit sambil terus berandai-andai. Sudah lama dia tidak dijenguk oleh geng warna yg selalu mendapat pujian itu, Sapaan akrabnya Pelangi. Ia adalah rupa yg dapat dinikmati oleh siapapun tanpa batas usia. Ah kenapa jadi panjang lebar. Sudah ya, ku mulai saja kalau begitu.. Datang~Pergi Senja tidak menyapaku lagi, Mungkin dia kesal setiap petang ku tunggu. Aku tau bebannya sangat berat Untuk selalu bisa menciptakan Rona jingga yg anggun demi penikmatnya. Yg ku temui sore ini  adalah pekatnya mendung Bersama titikan hujan yg sendu Seakan memberitakan kehilangan. Aku terdiam, Menyuguhkan wajahku pada langit Mencari jawaban atas segala kepergian. Lama.. Setelah reda, elok pelangi ku dapati Mungkin ingi...