Langsung ke konten utama

Hujan di Penghujung Oktober

                    Gambar milik penulis pribadi

Lihatlah, hujan kembali turun dan tetesan-tetesan beningnya terus mengguyur daun-daun yang kemarin sempat hampir mengering. Masih kudengar rintik demi rintiknya di luar sana. Rinainya yang selalu saja bisa membuat fikiranku berangan tentang kamu. Iya, kamu yang juga selalu bisa membuatku terus berandai-andai. 


Kamu itu siapa? Berani sekali kamu menyita waktuku disetiap penghujung malam begini. Kamu itu siapa? Bahkan tersenyum untuk sebuah sapa saja aku tak bisa saat kita tidak sengaja berjumpa antara mata dengan mata. Sudahlah, aku tidak ingin berbicara tentangmu malam ini. Ini hanya tentang sebuah hujan di penghujung Oktober yang sudah banyak dinantikan kehadirannya oleh semua insan. Seperti kamu yang sudah kumasukkan ke dalam list pencapaian yang kuinginkan. Hei lihatlah, bahkan lagi dan lagi aku masih saja menulis tentang kamu. Baiklah, maka akan kulanjutkan saja semua ini hanya tentang kamu. Ya, tentunya ada kamu, malam, dan hujan yang selalu saja membawaku pada perbincangan puitis, atau sok puitis. Haha, percayalah baru saja aku tertawa sambil menulisnya.

Dan untuk yang pertama, ini tentang malam. Kenapa kamu tidak pernah lelah menggodaku. Aku bahkan ingin tidur sejenak saja, tapi kenapa justru gelapmu membuat satu bayang nya justru terlihat jelas di kepalaku. Malam, samar kudengar kamu sedang berbincang dengan angin tentang sebuah rindu. Kamu bilang kini rindu itu semakin terasa saja setiap harinya. Walaupun katamu rindu itu obatnya hanya sebuah pertemuan, maka apalah dayaku yang apabila bertemu malah semakin rindu?  Malam, maaf sudah merepotkanmu dengan segala celotehku ini. Ya, walau aku pun tau sebenarnya mungkin saja kamu bosan mendengar satu nama yg selalu ku sebutkan padamu.

Dan tentang hujan, ini sudah kali keberapa kamu membuatku nyaman diam mendengarkan rintikmu itu? Iya, diam-diam semakin pandai dalam berandai-andai tentang aku dan dia yang selalu kuceritakan dengan malam. Kamu mungkin sedang berjodoh dengan malam kali ini, karena kamu dan malam membuat anganku semakin sempurna dalam berangan-angan. 

Lalu tentang kamu, tidak terasa ini sudah Oktober yang kedua kalinya dalam pertemuan kita. Oktober yang membuatku mulai membanngun harapan yang kubuat hanya sepihak saja tanpa sepengetahuanmu. Akibatnya? Biarlah untuk perasaanku, sementara kamu juga sedang sibuk menata perasaanmu. Aku bisa merasakan kamu di dekatku, meskipun kamu begitu jauh. Dan saat kamu mencoba melihatku dan benar-benar melihat hatiku, maka datanglah padaku saat kamu sudah tau persis bagaimana perasaanmu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Sebuah Rasa

Tidak akan pernah habis rasanya untuk menulis tentang suatu rasa yang saya persembahkan untuk kamu. Saya barusan mendengar pembahasan tentang awal mula rasa itu hadir. Ada orang yang mengatakan kepada saya bahwa untuk memiliki rasa kepada seseorang hanya membutuhkan waktu 3 hari saja. Ya, saya setuju akan teori itu. taukah kamu? bahkan hanya dengan waktu satu hari saja kamu mampu membuat saya meyakinkan diri bahwa saya sudah jatuh hati kepada kamu. Tidak peduli tentang apa yang kamu rasa, tidak peduli apakah kamu juga punya perasaan yang sama kepada saya. Karena bagi saya, Allah lebih adil untuk melanjutkan bagaimana perasaan saya akan berakhir. Walaupun saya merasa hanya seperti ujung jari kelingking kamu saja bila dibandingkan dengan hal-hal mengagumkan yang kamu punya. Sudah berkali-kali saya ingatkan kepada hati saya bahwa akan lebih baik bila saya segera menghilangkan rasa ini, tapi ternyata hati saya tetap berkeras untuk bertahan. Pernah suatu kali kamu membuka percakapan dengan ...

~

🍂U S A N G 🍂 Nampaknya aku perlu berterimakasih padamu yg telah memberiku banyak pelajaran. Tentang betapa lelahnya seseorang yg harus terus menunggu tanpa ada kepastian, tentang kejenuhan atas kabar yg tak kunjung didapatkan, tentang bosan karena terus menerus mengejar, tentang hubungan yg tidak bisa membuatmu percaya diri harus melakukan apa ketika sedang mengalami cemburu yg membingungkan, dan tentang banyak hal lainnya yg terus membuatmu yakin bahwa pergi adalah sebuah kebenaran.  Sekarang aku sudah cukup paham bahwa menggandeng pilihan lain juga sebuah tindakan yg sangat bijak darimu. Aku paham. Cukup paham, bahkan amat sangat paham.   Tak apa, bukankah memang setiap insan merindukan kebahagiaan? Lekas berlari menuju sebuah nyaman yg kau anggap sebagai muara bahagiamu.  Aku hanya perlu menyampaikan, bahwa yg kuucapkan kala itu anggap saja suatu kebohongan ;  tentang mencintaimu.  Maka akan ku anggap semua pengakuan mu dulu juga sebuah ke...

November..

Hi, November.. Di tengah malam yg rinai, merangkai aksara adalah menjadi kegiatan yg manis. Tidak percaya? Cobalah.. Atau setidaknya, turut membaca sajak ini bersamaku saja. Tapi sebelumnya, aku ingin bercerita. Sore tadi, aku mulai memperhatikan langit sambil terus berandai-andai. Sudah lama dia tidak dijenguk oleh geng warna yg selalu mendapat pujian itu, Sapaan akrabnya Pelangi. Ia adalah rupa yg dapat dinikmati oleh siapapun tanpa batas usia. Ah kenapa jadi panjang lebar. Sudah ya, ku mulai saja kalau begitu.. Datang~Pergi Senja tidak menyapaku lagi, Mungkin dia kesal setiap petang ku tunggu. Aku tau bebannya sangat berat Untuk selalu bisa menciptakan Rona jingga yg anggun demi penikmatnya. Yg ku temui sore ini  adalah pekatnya mendung Bersama titikan hujan yg sendu Seakan memberitakan kehilangan. Aku terdiam, Menyuguhkan wajahku pada langit Mencari jawaban atas segala kepergian. Lama.. Setelah reda, elok pelangi ku dapati Mungkin ingi...